Refleksi: Blogger itu Bukan Sekadarnya, Tapi Luar Biasa!

“Blogger emang masih ada?”

“Ngapain jadi blogger? Enakan jadi influencer aja ga si?”

”Emang penelitianmu itu penting? Kenapa ngga ambil dari sudut pandang medsos aja dibanding ambil dari blogger?”

Sepertinya banyak pertanyaan lagi yang disampaikan oleh beberapa orang mengenai mengapa harus jadi blogger, dan mengapa harus bertahan menggunakan platform ini, ditengah serangan platform lain yang lebih mapan dan lebih banyak pengunjungnya. Jujur sekali mungkin sudah berpuluh tahun saya beneran menggunakan platform ini untuk mengungkapkan pikiran, jauh sebelum media sosial terus beranak pinak. Bahkan secara tidak sadar, platform inilah yang mengerakkan hidup saya bahkan hampir melekat menjadi sebuah identitas hingga-hingga membentuk pola pikir hingga saat ini.

Sesuai dengan judulnya, sebuah “Refleksi: Blogger itu Bukan Sekadarnya, Tapi Luar Biasa!” saya akan menarik lagi bagaimana platform ini dapat menarik pemikiran orang banyak, bagaimana saya bisa bersentuhan dengan platform ini, bagaimana perubahan hidup saya dengan blog, hingga apa saja potensi masa depan Blogger yang perlu diketahui. Terutama di tengah banjirnya sosial media saat ini. Mungkin terdengar sangat klise, sekali lagi, sangat biasa saja bagi orang-orang yang tidak melihat sebongkah mutiara yang ada di depan mata. Apalagi bisa dibilang “bisa saja tulisan ini hanya usaha untuk mempertahankan asa orang-orang yang sudah terpinggirkan”. Menurut saya meski sudahpun terpinggirkan, blog dan blogger tetap memberikan makna yang luar biasa dalam kehidupan saya.

Kok bisa kenal Blog?

Mungkin para pembaca pernah mengenal yang namanya friendster pada saat itu. Layanan friendster memungkinkan kita untuk membuat halaman website terpersonalisasi sesuai dengan keinginan kita. Bahkan layanan ini mengenalkan kita pada bahasa kode yang biasa digunakan untuk komputer yang kini dikenal luas sebagai coding. Mulai dari meletakkan lagu, mengubah warna header, footer, menambahkan profil foto sesuai dengan keinginan kita, hingga menambahkan animasi 2D dan 3D seperti teks dengan glitter dan warna yang seronok. Terkadang beberapa pengguna friendster juga menyematkan blog pribadi mereka dalam profil, yang waktu itu terkenal sekali dengan jargon dot com. Semua-semuanya ditambahin dot com, bahkan abang-abang jualan nasi goreng juga ikutan ditambahin dot com dalam namanya. Apa itu yang terkenal juga dari dulu, primbon.com? Pasti kalau pemain internet lawas pernah mampir ke sini.

Tiba-tiba hadirnya platform blogspot mengubah permainan di internet, khususnya saya yang waktu itu sudah pakai email yahoo.com semenjak tahun 2007. Akhirnya dengan email yahoo.com itulah saya mencoba membuat halaman blogspot pertama, yang isinya masih curhatan-curhatan anak belia, persis seperti yang diajarkan oleh Raditya Dika yang sering bikin blog, dan buku bajakannya saya beli di terminal dekat SMP. Bahkan ketika SMA saya sering sekali memasukkan foto-foto dan profil-profil teman-teman satu kelas (mungkin karena ngga terlalu dekat sama mereka), sebagai usaha mengenal mereka lebih baik. Mungkin dulu bisa dibilang sebagai website rahasia hahaha. Usaha tulis menulis ini terus saya lakukan hingga kuliah, apalagi mengenal teman-teman di jurusan Komunikasi yang rajin menulis juga. Akhirnya saya juga membuka akun blog lain di kompasiana.com sebagai alternatif tempat menulis.

Perubahan zaman akhirnya datang, ketika blogspot mau tidak mau mulai kekurangan fitur yang diinginkan untuk sebuah website yang keren. Akhirnya saya ikhlas mematikan akun blogspot saya dan berpindah ke kompasiana. Tidak dinanya saya diterima menjadi moderator Kompasiana 8 tahun setelah perkenalan saya di blogspot, dan terus karir menulis saya diuji sebagai wartawan 10 tahun kemudian. Lalu kok ada akbarjourney.com ini? Memang namanya perubahan zaman yang tidak terelakkan, mau tidak mau tulisan-tulisan yang sebelumnya ada di blogspot tetap membutuhkan rumah, akhirnya membuat saya berpindah ke wordpress untuk kemungkinan perkembangan yang lebih luas. Isi blognya masih ada di database wordpress tapi tidak untuk umum ya, hihhi.

Refleksi pertama: Gara-gara menulis blog saudara-saudara, saya bisa bertahan di separuh hidup dengan menulis. Sungguh nilai ekonomi yang luar biasa besar dan mampu menopang kehidupan seorang pria lajang ini. Bekerja dari usia 17 tahun dan masih bertahan hingga kini didukung oleh 50% kemampuan menulis, sunggu sebuah potensi yang masih bisa digali lebih jauh. Apakah akan terus langgeng? Saya percaya perubahan selanjutnya akan pasti terjadi.

Hidup saya mulai berubah karena menulis blog

Perkenalan saya dengan blog yang tidak sengaja gara-gara doyan baca buku, hingga menarik pekerjaan menulis yang masih menjadi “aktivitas utama” dalam hidup, memang tidak berjalan dalam waktu yang singkat. Anggaplah hingga saat ini sudah 18 tahun saya memanfaatkan platform blog untuk berkarya secara langsung ataupun tidak langsung. Terutama ketika saya bertemu dengan Komunitas Bloggercrony Indonesia yang masih ditulis BloggerCrony dan logonya masih sangat hand lettering yang akan sangat menantang untuk dibuatkan branding yang baru. Akhirnya pertemuan ini mengubah banyak arus kehidupan saya mulai dari seorang moderator, menjadi desainer grafis, dan akhirnya berhasil menyelesaikan strata dua saya dengan pembahasan mengenai blogger.

Hingga tulisan ini dibuat, mungkin Bloggercrony menjadi satu-satunya komunitas yang konsisten saya jalani hingga saat ini, hingga 9 tahun. Kalau ada pendidikan dasar berkomunitas, mungkin saya sudah lulus dan menjalani pendidikan penguatan komunitas dengan metode kontribusi efektif dan fundamental. Halah. Tapi inilah yang sedang saya jalani, meneliti sejauh apa blogger dapat mempengaruhi kebijakan Indonesia dan berdampak pada dunia. Karena suka tidak suka, blogger merupakan sosok penulis yang tidak jauh berbeda dengan penulis buku cetak, elektronik, majalah dan yang lainnya. Dia memiliki blog, media tunggal yang memang diproduksi untuk dirinya sendiri, menciptakan tulisannya sendiri, membangun personanya sendiri, sampai-sampai mengelola teknisnya sendiri. Benar-benar mandiri. Bahkan ada juga yang bisa cari uang di sini, sama juga dengan penulis yang dapat royalti. Namun kenapa blogger masih menjadi kegiatan yang dianggap hobi kelas dua?

Inilah hal menarik yang akhirnya saya kembangkan dalam penelitian saya ketika menempuh strata dua, fenomena do it yourself yang dilakukan oleh para blogger hingga akhinrnya terbit di buku kompilasi “Kapitalisme Digital dan Ekonomi Berbagi” di tahun 2023. Saya sadar tulisan tersebut belum sempurna untuk melihat dinamika besar yang dibawa oleh gerbong identitas bernama blogger ini. Saya berencana meneruskan penelitian ini dengan dukungan Bloggercrony yang akhirnya bersama-sama akan mencatat sejarah pembuatan buku blogger yang akan menceritakan teori dan praktik blog, yang penulisnya blogger, narasumbernya blogger, desain ilustrasi dan tata bahasanya juga dari blogger. Buku ini dinamakan “Skena Blogger”. Layaknya sebuah kisah yang memiliki scene dalam tahapannya masing-masing, blogger juga memiliki kerangka-kerangka pikir yang menentukan dalam scene apa mereka bergerak. Antara scene ini tentulah ada keterkaitan plot satu sama lain yang akhirnya membuat trajectory atau arah bagaimana mereka berjalan. Tentunya ada sub-plot juga yang bermain dalam tiga babak ala Holywood yang mencerminkan juga proses pra, produksi, dan pasca produksi.

Bagi para pembaca yang tiba-tiba pusing membaca paragraf di atas, mohon maaf tulisan saya lagi ngelantur. Kacamata sarjana film dikombinasikan dengan fenomena hidup dengan metode partisipatoris membuat saya yang kurang ilmu, masih kesulitan membahas hal ini dengan tulisan yang lebih lugas dan menyenangkan. Mungkin tinggal tunggu waktu saja sembari saya harus belajar menulis lebih mengalir lagi di buku-buku selanjutnya. Mohon doanya. Mungkin di masa depan saya akan mentertawakan tulisan ini, bisa saja terdengar sangat pongah dan penuh jargon, tapi hanya itu pola pikir yang saya punya saat ini, dan semoga diberikan kesempatan menjadi lebih humble lagi ke depannya.

Refleksi kedua: Blog dan menjadi seorang blogger merupakan sebuah proses. Mungkin saja yang saya dapatkan di penelitian pertama itu terbantahkan di penelitian di masa depan, bisa saja apa yang saya percayai tiba-tiba berubah ketika melihat praktik yang terjadi, dan membuahkan sebuah teori yang baru. Layaknya penulis teori-teori yang berbantahan satu sama lain, saya tinggal menunggu waktu saja apakah nanti buku dan penelitian yang dibuat akan mendukung, atau malah berbantahan satu sama lainnya.

Potensi blogger di masa depan

Karena bikin sendiri, blog menjadi salah satu platform yang memiliki daya lindung terbesar diantara platform-platform lainnya. Tentunya ini menjadi potensi besar yang harus disadari oleh para blogger. Supaya saya ngga mbulet, mungkin pake bullets bakalan mempermudah identifikasi potensinya.

  1. Meski rentan serangan malware atau pembajakan, tulisan di blog memiliki kekuatan untuk tidak termanipulasi oleh pihak lain. Kalau ada pendapat yang berbeda di blog, paling-paling usaha yang bisa dilakukan adalah memohon penulis untuk meralat, atau menurunkan tulisan tersebut dari website. Ngga ada cerita tiba-tiba blog nya di block atau akunnya ditangguhkan seperti media sosial yang lain.
  2. Punya usia yang panjang, tidak seperti medsos-medsos lain yang mulai berguguran kalau sudah ditinggal oleh para penggunanya. Blog bisa punya umur panjang selagi masih punya hosting, memori clouds yang cukup, hingga tidak lupa password atau email (jebakan umur). Jadi mau ditinggal seberapa lamapun, rumah blog kita tidak akan pergi ke mana-mana selama masih bayar hostingnya ya.
  3. Ditengah gempuran kepercayaan, blog memiliki potensi sebagai referensi terpercaya apalagi bila memiliki latar belakang penulis yang legit dan karya-karya yang nyata di dunia maya. Membangun kredibilitas, tanggung jawab, serta skill blogger menjadi usaha yang tiada henti supaya kita dan tulisan kita sebagai blogger dapat dipercaya dan tidak mudah disetir oleh kepentingan di luar kuasa kita.
  4. Potensi unlimited itu bisa dagang tanpa harus repot. Contohnya bisa saja saya nulis “Temukan pilihan mobil beragam di Carro yang siap langsung kamu pakai! Karena semua sudah kami cek & perbaiki buat pastikan kualitasnya seperti baru. Ada garansi 12 bulan mesin & transmisinya juga. Jadi ga perlu ribet apalagi ragu!”, atau “Bigbird memberikan pengalaman mobilitas yang menyenangkan dan bisa diandalkan”. Tentunya para pembaca ga bisa protes kan hihihi. Tentunya keunggulan dagang ini bisa menjadi ladang cuwan yang luar biasa, apalagi kalau visitor blognya sudah ramai lancar layaknya Jalan Gatot Subroto Jakarta di hari libur Lebaran.

Refleksi ketiga: Saya percaya akan potensi blogger yang luar biasa. Dengan berkomunitas, kita akan memiliki tenaga yang lebih besar untuk memperjuangkan apapun yang kita inginkan. Ingat lidi akan lebih kuat jika diikat bersama, sama juga dengan kita yang terikat dengan komunitas akan lebih kuat untuk memperjuangkan pendapat kita. Jadi, jangan takut untuk berjalan bersama di tengah gempuran individualisme yang memang menjadi strategi untuk saling memecah. Eah.

By the way thanks berat atas para pendukung acara BloggerDay 2024 yaitu Carro Indonesia, Genie Indonesia, Asuransi MSIG Indonesia, Igloo Insurance, Mega Central Finance/MCF-MAF, Bluebird Group, Alfa Kreasi Decoration, Ngafe.in Teras, dan produk lokal BloggerPreneur seperti Ummi Doodle, Kamiya Project, Nyi Pede Souvenir, Ayee Deo, dan UMKM Malang Demadols, Venzfood, Aira Cake & Cookies, dan Kayis Craft. Semoga dukungan para sponsor menjadi kekuatan bagi kami untuk terus memberikan yang terbaik di BloggerDay selanjutnya.

Gitu aja sih refleksi kali ini, ditulis langsung di Bandung, langsung jadi sekali duduk. Jangan lupa terus berkreasi dan menulis, karena hanya itu yang saya punya. Ha ha ha. See you di postingan organik selanjutnya. Dan #9rowand9ive karena Blogger itu bukan sekadarnya, tapi luar biasa!

Tinggalkan komentar